Kamis, 20 Agustus 2020

LDII Sampang Ikuti Pembukaan Rapimnas untuk Indonesia Bangkit dan Maju


Pamekasan (19/8). Menteri Agama RI Jenderal TNI (Purn.) Fachrul Razi membuka secara resmi Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pada Rabu, 19 Agustus 2020. Rapimnas ini digelar untuk memilih Pejabat (PJ) Ketua Umum yang sedang kosong, usai Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam meninggal dunia pada Juli lalu. PJ ketua umum terpilih akan diberi amanah untuk menggelar musyawarah nasional (Munas) dan melanjutkan program kerja DPP LDII sebelum Munas. 

Mengawali sambutannya, Menag mengucapkan dukacita mendalam atas wafatnya Ketua Umum DPP LDII Prof. Dr. KH. Abdullah Syam, M,Sc. “Semoga almarhum khusnul khatimah. Apresiasi mendalam saya ucapkan juga pada Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso dan Sekretaris Umum Dody Taufik yang telah mengundang saya dalam Rapimnas LDII 2020,” ujar Fachrul Razi. 

Menag menuturkan bahwa keberagaman agama dan aliran di Indonesia dapat makin memperkaya bangsa Indonesia. “Dalam setiap agama terdapat beberapa aliran yang berbeda. Namun, ini tidak menjadikan bangsa bercerai berai, tetapi memperkaya bangsa Indonesia,” ungkapnya. 

Menag mengimbau agar kemajemukan senantiasa dipelihara sehingga tidak menimbulkan disintegrasi bangsa. Toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain serta menghormati kesenjangan budaya sehingga tercapai kesamaan sifat. Toleransi dapat dijaga dengan tiga syarat: pertama, merasa senasib sepenanggungan; kedua, punya rasa kebangsaan nasionalisme; ketiga, menghargai hak setiap warga negara. Terkait dengan LDII, Menag sangat senang mengetahui LDII sering hadir di masyarakat dengan kegiatan yang sangat produktif. 

Dalam sambutannya, Menag juga memperkuat pentingnya moderasi beragama. Moderasi beragama menitikberatkan cara berhubungan dengan teman-teman yang berbeda agama atau agama yang sama, tetapi pandangannya berbeda. “Visi utama adalah mewujudkan Islam sebagai rahmatal lil alamin,” jelasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Organizing Committee (OC) Rapimnas LDII Rully Kuswahyudi melaporkan bahwa Rapimnas diikuti oleh 3.000 peserta dan peninjau melalui _virtual meeting_ yang tersebar di 400 studio di seluruh Indonesia. Peserta dan peninjau terdiri dari unsur DPP, DPW, DPD, Pondok Pesantren, Majelis Taujih Wal Irsyad, Dewan Pakar, pondok dan sekolah binaan LDII se-Indonesia. Rapimnas juga dihadiri oleh anggota DPR RI, di antaranya Endang Maria Astuti, Singgih Januratmiko, dan Sungkono. Rapimnas didukung oleh 18 anggota Steering Committee (SC), 70 anggota OC, serta 1.000 panitia lokal untuk persiapan studio mini yang siap menyukseskan Rapimnas LDII. 

Dalam sambutannya, Sekretaris Umum DPP LDII H. Dody Taufiq Wijaya mengungkapkan bahwa LDII berpartisipasi aktif, bukan hanya bidang keagamaan dan dakwah saja, melainkan juga merambah pada tujuh klaster lainnya. 

Pertama pada bidang keagamaan, LDII terus mengupayakan agar dakwah Islam merupakan hak setiap umat Islam. “Memperhatikan kelompok marjinal seperti masyarakat kecil di perbatasan, penderita tuna rungu dan disabilitas lainnya, penderita kusta, dan narapidana,” ujar Dody.

Kedua, bidang kebangsaan, LDII mengupayakan bahasa Indonesia menjadi aset pemersatu bangsa. Ketiga, bidang pendidikan, LDII akan terus membantu pemerintah membangun pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter, yaitu profesional religius. “Mengombinasikan moral karakter dan performa karakter yang bersumber dari ajaran Islam dan nilai luhur bangsa Indonesia,” jelasnya. 

Keempat, bidang kesehatan, LDII mendorong program pemerintah dalam penggunaan obat herbal berdampingan dengan obat konvensional. “Obat herbal bukan hanya sebagai pelengkap saja, namun juga memiliki khasiat tersendiri,” ucapnya. 

Kelima, LDII mendorong energi baru dan terbarukan agar terus dikembangkan dan dimanfaatkan mengingat potensinya yang masif di Indonesia dan saat ini kurang dioptimalkan. 

Keenam, bidang perekonomian, LDII mendorong perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan dengan pengembangan ekonomi syariah. “Menekankan kerjasama, bukan berdasarkan persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar,” jelasnya. 

Ketujuh, bidang teknologi digital. Di Indonesia, teknologi digital sangat masif menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Teknologi digital supaya diarahkan pada hal yang bukan hanya konsumtif, melainkan juga bersifat produktif dan positif, sehingga hal negatif teknologi digital dapat dieliminasi.

Kedelapan, bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. “Lahan tidur tidak produktif seperti lahan gambut supaya dilakukan inovasi agar dapat menjadi lahan produktif yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia,” ungkapnya.

DPD LDII Sampang mengikuti pelaksanaan Rapimnas secara daring berdasarkan protokol kesehatan Covid-19. Penyelenggaraan ini diikuti oleh 11 orang yang terdiri dari ketua DPD, sekretaris, wanhat, dll. Dalam hal ini, Ketua DPD LDII Sampang, Sartono, memaparkan tanggapan terkait arahan Menteri Agama. ”Kami berterimakasih dan mendukung arahan bapak menteri yang menekankan tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkapnya. (Yuni)

Senin, 17 Agustus 2020

Bahas Rapimnas LDII 2020, Menag Fachrul Razi Ajak Wujudkan Moderasi Agama


Jakarta (17/08). DPP LDII akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional 2020 untuk memilih pelaksana tugas (Plt) ketua umum yang sedang kosong, usai Prof. Dr. Ir. KH. Abdullah Syam meninggal dunia pada Juli lalu. Plt ketua umum nantinya akan diberi amanah untuk menggelar musyawarah nasional (Munas) dan melanjutkan program kerja DPP LDII sebelum Munas.

Terkait penyelenggaraan Rapimnas LDII pada 19–20 Agustus 2020, DPP LDII beraudiensi dengan Menteri Agama, Jenderal TNI (Purn.) Fachrul Razi. Rombongan DPP LDII disambut langsung oleh Fachrul Razi yang didampingi oleh Dirjen Bimas Islam, Prof. Kamaruddin Amin, Sesdirjen Bimas Islam Taher, dan Sesmenag Khoirul Huda Basyir.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPP LDII, Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc,  memaparkan kesiapan Rapimnas yang sangat strategis bagi LDII. “Keberlanjutan program LDII dalam membantu pemerintah dan kemajuan umat Islam menjadi perhatian LDII dalam Rapimnas,” ujar Chriswanto. Menurut Chriswanto, pada tahun depan, DPP LDII akan mempersiapkan musyawarah nasional (Munas). Di samping itu, pejabat ketua umum yang terpilih akan mendapatkan kewenangan untuk bertindak atas nama organisasi secara penuh.

“Pada momen ini, banyak muswil di daerah-daerah yang membutuhkan tanda tangan pejabat ketua umum yang legal. Kami sebelumnya mengundang Kementerian Kesehatan dalam webinar 'Ponpes Sehat'. Dari webinar itu, kami dipandu soal protokol kesehatan untuk melaksakan Rapimnas,” ujarnya.

Rapimnas ini akan dilaksanakan secara daring sesuai protokol kesehatan. Akan ada 482 titik lokasi yang mengikuti Rapimnas secara online. “Satu titik ada 5 sampai 10 orang,” ujar Chriswanto. Menurutnya, Rapimnas LDII akan dihadiri kurang lebih 34 DPW Provinsi dan 456 DPD kabupaten kota dengan total peserta 2.500 orang.

Kepada Fachrul Razi, Chriswanto Santoso memberitahu bahwa tema Rapimnas kali ini adalah “Kontribusi Berkelanjutan LDII untuk Indonesia Bangkit dan Maju”. Tema tersebut merupakan tindak lanjut hasil dari Rakernas LDII tahun 2018 yang menghasilkan program kerja delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa. “Bidang itu adalah kebangsaan, pendidikan umum, pendidikan agama, teknologi dan kecerdasan buatan, kesehatan herbal, ekonomi syariah, pertanian dan lingkungan hidup, dan energi terbarukan,” ujar Chriswanto.

“Dalam pendidikan agama, dakwah LDII tak hanya kepada masyarakat umumnya. Namun, juga menyentuh masyarakat marjinal, seperti dakwah di penjara Nusakambangan dan Enrekang, masyarakat lain di daerah perbatasan, masyarakat penyandang kusta, dan pengajian tuna rungu. Di bidang  pendidikan umum, LDII membangun platform pondok karakter. Kami menekankan pembangunan moral,” ujarnya.

Mendengar hal itu, Fachrul Razi memberikan tanggapan positif. Ia mengatakan, membina umat adalah kewajiban bersama. “Maju mundurnya Indonesia pun sangat ditentukan oleh umat Islam karena merupakan  umat terbesar di Indonesia,” ujar Fachrul Razi. Untuk itu, moderasi dalam kehidupan beragama sangat diperlukan agar tercipta Indonesia yang kondusif dan maju.

“Moderasi beragama sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah. Kami mengajak kawan-kawan agar moderat bukan dalam agamanya. Namun, cara berhubungan dengan teman-teman yang berbeda agama atau agama yang sama namun pandangannya berbeda. Saya dengan senang hati akan membuka Rapimnas LDII,” ujarnya.

Fachrul Razi juga meminta LDII untuk berpartisipasi dalam program pemerintah untuk meningkatkan jembatan kesetiakawanan antarmasyarakat. Contohnya, ia ingin meningkatkan kerukunan umat beragama dan pendidikan di Papua. Rata rata pendidikan masyarakat di sana hanya sebatas tamatan SD sampai SMP, sementara yang maju adalah pendatang.

“Kami juga akan memberikan pembekalan kepada para penceramah agama khususnya di Papua. Namun, karena pandemi Covid-19, rencana kami tertunda. Yang terpenting ceramahnya itu mengutamakan keindonesiaan. Saya senang jika LDII menjadi bagian dari program ini,” ujar Fachrul Razi. Kementerian Agama juga akan mengundang LDII dalam program juru dakwah atau da’i besertifikat.

Dalam pertemuan tersebut, DPP LDII senada dengan program Kementerian Agama untuk membangun jembatan kesetiakawanan. Selama ini, para pengurus LDII, baik di tingkat pusat maupun daerah, aktif dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Dalam FKUB tersebut, LDII turut membantu pemerintah menguatkan jembatan itu.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia


Ir H Prasetyo Sunaryo, MT, Ketua DPP LDII yang sekaligus koordinator think tank DPP LDII meninggal dunia. Prasetyo Sunaryo salah satu tokoh LDII yang dekat dengan wartawan, meninggal dunia pada Jumat, 31 Juli 2020, pukul 19.40. Prasetyo Sunaryo meninggal dunia dalam usia 72 tahun di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta Pusat.

Prasetyo Sunaryo merupakan tokoh di balik langkah-langkah strategis DPP LDII. Kepiawaiannya dalam berorganisasi ia dapati sejak SMAN 3 Malang dan berlanjut saat kuliah. Bahkan menjadi Ketua Dewan Mahasiswa ITB pada 1974-1975. Prasetyo Sunaryo saat itu, harus mengkonsolidasikan para aktivis dan mahasiswa ITB usai peristiwa Malari.

Selain itu Prasetyo menduduki jabatan Sekretaris Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), lembaga yang berisi tokoh intelektual dan pemikir Islam, yang didirikan oleh Presiden RI BJ Habibie yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi pada 1990. Prasetyo Sunaryo juga pernah menduduki jabatan anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Utusan Golongan pada akhir 1990-an.

Menjelang masa pensiun, Prasetyo Sunaryo dan koleganya turut dalam pendirian Lembaga Bantuan Teknologi (LBT) dan kelompok think tank Pradigma Institut. LBT dikenali sebagai lembaga yang bekerja sama dengan berbagai pihak dalam isu-isu strategis berkaitan dengan energi dan pangan. Sementara Paradigma Institut mengkaji isu-isu politik global dan nasional. Prasetyo Sunaryo juga aktif dalam Dewan Riset Nasional (DRN).

Prasetyo Sunaryo merupakan tokoh dibalik kerja sama LDII dengan lembaga-lembaga di Jepang dan kedutaan besar negeri tetangga. Ia pencetus ‘Ayo Hormati Guru’ bersama almarhum Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam. Ia pula yang mempertemukan UMKM se-Asia Tenggara dalam acara konferensi UMKM ASEAN pada 2015. Jerih payahnya itu berhasil mempertemukan UMKM di negara-negara ASEAN untuk saling bekerja sama.

Ia selalu mengingatkan, UMKM di Asia Tenggara harus saling bekerja sama bukan bersaing, sehingga saling menguatkan dalam menghadapi produk-produk global, “Saling menyuplai bahan sehingga yang tercipta iklim bisnis kerja sama bukan kompetisi, agar makin kompetitif di pasar global. Kolaborasi menjadi kunci,” ujarnya. Prasetyo Sunaryo juga menjadi anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) DPP LDII pada 2005, Prasetyo Sunaryo mendorong masuknya anak-anak muda di bawah usia 30 tahun dari berbagai profesi dan disiplin ilmu. Hal tersebut, didasari pemikirannya, agar gerak organisasi semakin lincah dalam era yang semakin digital. Sekaligus membangun sistem pengkaderan, agar para generasi muda LDII bisa belajar banyak dari para senior mereka, dalam menggerakkan organisasi sekaligus menghadapi dinamika perubahan zaman. Ia juga mendorong lahirnya Majalah Nuansa Persada, LDII News Network (LINES), LDII TV, dan Satuan Komunitas Pramuka Sekawan Persada Nusantara.

Dalam lima tahun terakhir, Prasetyo Sunaryo mendorong DPP LDII untuk fokus kepada delapan bidang pengabdian, sebagai respon LDII terhadap dinamika global, yakni: wawasan kebangsaan, keagamaan, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan dan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, energi terbarukan, dan teknologi digital.

Delapan klaster tersebut didorong DPP LDII untuk dilaksanakan hingga tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) LDII, sebagai respon LDII terhadap kondisi global yang mengalami berbagai krisis, di antaranya pangan, energi dan air. Prasetyo Sunaryo juga menjadi tokoh yang perhatian terhadap bidang kemandirian generasi muda, yang merupakan salah satu ijtima para ulama LDII, untuk mewujudkan generasi Tri Sukses (alim-faqih, berakhlak mulia, dan mandiri).

Bahkan Prasetyo Sunaryo mendorong kemandirian energi, pangan, dan air dengan terus mendorong pemerintah dan DPR, memandang energi sebagai kebutuhan pokok, bersama sandang, pangan, dan papan. Menjelang akhir hayatnya, Prasetyo Sunaryo aktif mendorong desain ketahanan pangan, baik di tingkat keluarga maupun komunitas – khususnya di lingkungan warga LDII.

Di sela-sela perawatannya, ia terus berkoordinasi dengan para pengurus DPP LDII, guna mendorong ketahanan pangan untuk dijadikan prioritas utama LDII pada masa pandemi. Wafatnya Prasetyo Sunaryo merupakan kehilangan besar bagi LDII, salah satu pemikir paling aktif itu meninggalkan banyak karya, yang harus diteruskan oleh para generasi muda LDII.

Makna Qurban Bagi LDII : Berbagi di Tengah Pandemi, Wujud Kepedulian Terhadap Sesama


Warga LDII di seluruh Indonesia merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban pada 31 Juli 2020. Untuk kurban tahun ini, menurut data yang dihimpun DPP LDII, di seluruh Indonesia atau 34 provinsi jumlah kurban yakni 20.848 sapi, 18.556 kambing, dan 20 kerbau.

“Angka ini naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Wakil Sekretaris Umum DPP LDII, Ibnu Anwar Chairuddin. Menurut Ibnu, DPP LDII hanya menghimpun data jumlah kurban, bukan menghitung nilai ekonomisnya.

Meskipun DPP LDII tak menyebut angka, dari reportase di lapangan, bila harga rata-rata seekor sapi Rp20 juta, kambing Rp2,5 juta, dan kerbau Rp30juta, nilai kurban warga LDII di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp464 miliar.

Kenaikan ini bagi DPP LDII juga cukup menggembirakan, pasalnya gairah melaksanakan ibadah kurban masih sangat tinggi, ketika wabah virus corona mengakibatkan perlambatan gerak ekonomi secara nasional. Lantas, bagaimana warga mampu meningkatkan nilai kurban tersebut.

“Pertama, warga LDII sangat termotivasi dengan nilai ibadah dari kurban. Setiap pengajian, para ulama dan juru dakwah mengingatkan sejarah kurban, pahala, dan manfaatnya,” ujar Ibnu. Soal ibadah, kurban merupakan perintah Allah dalam Surat Al-Kautsar. Dari sisi sejarah, kurban merupakan keikhalasan, ketaatan, dan tawakal yang tinggi dari Nabi Ibrahim ketika diperintah menyembelih putranya, Nabi Ismail. Dan dari sisi pahala, seluruh bulu pada hewan kurban – baik bulu halus dan kasar – dihitung satu pahala.

“Motivasi dari para ulama itulah yang membuat warga LDII berlomba-lomba dalam kebaikan,” ujar Ibnu Anwar. Frekuensi pengajian di lingkungan LDII di tingkat Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Anak Cabang (PAC), yang rata-rata tiga kali seminggu dimanfaatkan untuk menabung kurban.

Sejak kurban tahun lalu dilaksanakanan, saat pengajian dibuka kembali, warga LDII menabung. Mereka menuliskannya pada buku tabungan kurban, berserta nilai kurban berupa sapi, kambing, ataupun kerbau, “Otomatis melihat buku tabungan kurban tersebut mereka termotivasi dan sebulan atau dua bulan menjelang kurban nasehat-nasehat dari para ulama mengenai kurban digaungkan kembali,” papar Ibnu.

Inilah yang membuat warga LDII selalu berkurban dalam jumlah yang besar. Sementara itu, Ruly Bernaputra, Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII menyatakan, tema kurban kali ini “Berbagi di Tengah Pandemi, Wujud Kepedulian Terhadap Sesama”.

“Tema ini aktual dengan kondisi bangsa saat ini, di mana wabah merusak perekonomian, menciptakan krisis ekonomi terutama di perkotaan. Dalam kondisi ini, ikatan berbangsa dan bernegara harus ditumbuhkan dengan semangat bergotong royong dan berbagi,” ujar Ruly Bernaputra.

Ruly mengatakan teknik pembagian hewan kurban di Jakarta dan di daerah-daerah zona merah wabah di Indonesia, dilakukan dengan cara dikirim ke RT dan RW. Dari para pengurus RT dan RW didistribusikan ke rumah warga agar tak terjadi penumpukan warga.

Dari sisi pelaksanaan kurban, sebulan sebelum kurban DPW dan DPD LDII bekerja sama dengan Forum Komunikasi Kesehatan Indonesia (FKKI) melakukan webinar, mengenai tata cara penyebelihan hewan kurban pada masa pandemi, “Salah satunya mereka yang kondisi kesehatannya kurang fit dilarang menangani daging kurban,” imbuh Ruly.

Para warga yang memotong hewan kurban, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Dan hanya mereka yang bertugas, yang diperbolehkan berada di lingkungan masjid atau tempat penyembelihan, “Dengan demikian pelaksanaan kurban tahun ini bisa berjalan aman, tertib, dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkas Ruly.

Selasa, 14 Juli 2020

Ketua Umum DPP LDII Prof. Dr. Ir. KH Abdullah Syam Meninggal Dunia

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Prof. Dr. Ir. KH Abdullah Syam saat bersalaman dengan Presiden Joko Widodo tahun 2018.

Jakarta (14/7). Ketua Umum DPP LDII Prof. Dr. Ir. KH Abdullah Syam atau Abdullah Syarief Mukhtar lahir di Bogor, 22 Pebruari 1948, meninggal dunia pada usia 72 tahun, di Rumah Sakit Veteran dr Suyoto. Menurut dr Dani Pramudya, SpEM, yang mendampingi Abdullah Syam hingga saat meninggal dunia, mengatakan, Ketua Umum DPP LDII itu menderita komplikasi diabetes, hipertensi, dan jantung.

“Beliau meninggal dunia pada pukul 03.30 pada Selasa, 14 Juli 2020,” ujar Dani. Sebelumnya Abdullah Syam telah dirawat di rumah sakit selama lima hari. Karena kondisinya telah stabil, dokter yang merawat mengizinkan pulang. Namun sesampai di rumah kondisinya menurun kembali, “Beliau kemudian dirawat di rumah sakit hingga meninggal dunia,” ujar Dani.

Abdullah Syam dilantik menjadi Ketua Umum DPP LDII sejak 1998-2005, 2005-2011, 2011-2016, dan 2016-2021. Dalam memimpin DPP LDII selama empat periode Abdullah Syam membawa perubahan dalam gerak organisasi, yang lebih inklusif dan lincah dalam membaca lingkungan strategis.

“Pada saat reformasi, Pak Abdullah Syam berhasil memanfaatkan momentum tersebut dengan menerbitkan Majalah Nuansa dengan izin resmi memakai SIUPP,” ujar Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo.

Abdullah Syam selain menjadi birokrat dan peneliti di Kementerian Kehutanan merupakan sosok yang aktif. Dia tak segan-segan menyambangi warga LDII di wilayah Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia. Selain itu, ia juga kerap menyambangi para pelajar atau warga LDII yang bekerja di luar negeri, untuk melihat secara langsung kegiatan pembinaan generasi muda.

Pada 2007, Abdullah Syam mempelopori gerakan “Paradigma Baru”, dan mengarahkan organisasi dan warga LDII lebih dekat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), “Paradigma baru itu, membuat hubungan LDII dengan MUI menjadi sangat dekat. Lima warga LDII menjadi pengurus MUI Pusat dan Pak Abdullah Syam juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan MUI,” ujar Ketua DPP LDII, Chriswanto Santoso. Pada 2012 lalu, Abdullah Syam bersama ormas Islam lainnya ditunjuk sebagai anggota Amirul Haj.

Kedekatan LDII dan MUI terus berlanjut. LDII berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan MUI, seperti unjuk rasa menggolkan UU Antipornografi dan bersama-sama MUI menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila.

Menurut Sekretaris Umum DPP LDII Dody T Wijaya, pada 2016, Abdullah Syam mengajak seluruh warga LDII menghormati para guru. Program itu diwujudkan dalam “Gerakan Ayo Menghormati Guru”, “Gerakan tersebut mengajak warga LDII dan seluruh bangsa Indonesia untuk menghormati para guru, baik guru dalam sekolah formal maupun nonformal seperti kyai, mubaligh-mubalighot, hingga orangtua,” ujar Dody.

Gerakan ini selalu dikenang, karena mengingatkan kembali fungsi sentral para guru dalam menentukan arah berbangsa dan bernegara. 

Kini, Abdullah Syam telah berpulang ke sisi Allah. Semoga jasa-jasanya menjadi amal jariyah baginya, dan bermanfaat bagi LDII serta umat Islam pada umumnya.

DPP LDII menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, termasuk tenaga medis RS Veteran Suyoto yang sudah berupaya maksimal dalam menangani almarhum, sejak tiba di RS hingga akhir hayatnya.

Minggu, 09 Februari 2020

LDII Sampang Menghadiri Acara Kirab Kebangsaan Merah Putih


(Sabtu, 8/2/2020) - Ketua bersama pengurus LDII Sampang menghadiri acara apel dan Kirab Kebangsaan Merah Putih yang digelar di Kota Sampang bertemakan “Tanamkan Rasa Cinta Kepada Bangsa dan Perangi Hoax dengan Kegiatan Sangsaka Merah Putih”

Ribuan orang mengikuti acara kirab dengan membentangkan Bendera Merah Putih sepanjang 500 meter dan lebar 12 meter. Acara berlangsung mulai pukul 15.30-17.30 WIB dan acara dilanjutkan tabligh akbar dimalam hari. Acara ini berjalan dengan aman, selamat, lancar dan barokah serta doa bersama.  Rute kirab dimulai dari TMP Jalan Kusuma Bangsa, berakhir di Lapangan Wijaya Kusuma Sampang.

Hadir pada acara tersebut Bupati dan Wakil Bupati Sampang, ketua DPRD Kabupaten Sampang, Forkopimda Kabupaten Sampang, ketua MUI Kabupaten Sampang, Ulama, tokoh masyarakat, dan para undangan lainnnya.

Sartono selaku ketua DPD LDII yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, “acara kirab ini dapat meningkatkan rasa cinta pada bangsa dan memperkuat ikatan ukhuwah islamiyah” ungkap Sartono. Beliau berharap agar masyarakat di lingkungan Kabupaten Sampang bisa kompak, solid dan meningkatkan sifat gotong royong dalam semangat persatuan Indonesia. (Ika)

Sabtu, 23 November 2019

Silbilnas Sako SPN 2019 : Mencetak Pramuka yang Mandiri, Berkecakapan Hidup dan Berwirausaha


Bantul (21/11). Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kakak Laksamada Muda (Purn) Kingkin Suroso membuka kemah Silaturrahim Pembina Nasional (Silbinas) Sako SPN 2019. Ia mengapresiasi kemajuan Sako SPN yang berdiri sejak 2013.

Silbinas Sako SPN 2019 dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 21-23 November 2019 di Bumi Perkemahan (Buper) Dewa Ruci, Dusun Wonoroto, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Dalam perhelatan itu Sultan Hamengku Buwono X diwakili staf ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan Tri Mulyono, Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam, Bupati Bantul Suharsono yang juga Mabicab Gerakan Pramuka Bantul, Mabisakonas SPN Prasetyo Sunaryo dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.

Kedatangan para tokoh disambut oleh pagar betis dan pertunjukkan pencak silat dari Sako SPN. Saat membuka acara, Kingkin Suroso cukup antusias dan memberikan respon positif dalam perhelatan Silbilnas Sako SPN 2019. Pramuka itu menurutnya, harus dikembangkan kembali dengan mendidik kaum muda yang berkarakter. 

Tujuannya, agar kaum muda dapat lebih baik menyongsong masa depan dan diharapkan peranan tersebut dapat ditingkatkan dan menjadi garda depan dalam menghadapi teknologi. Dalam hal ini para Pembina dituntut peran dan dedikasinya agar lahir kader-kader muda yang dapat menghasilkan peserta didik mandiri, serta siap menghadapi teknologi 4.0. 

“Tetaplah menjadi Pramuka yang sebenarnya. Saya yakin Sako SPN ke depan akan lebih maju karena sejalan dengan program revitalisasi satuan karya yang sudah ada pada Sako,” ujarnya.

Ia tidak ingin anak muda yang mengikuti pramuka, setelah umur 25 tahun menjadi Pramuka yang tidak jelas, akan tetapi menjadi Pramuka yang mandiri, berkecakapan hidup, dan berwirausaha.

“Bukan Pramuka yang tidak jelas, tapi Pramuka yang menjadi harapan bangsa. Sambutan kakak mabida tadi, memberikan gambaran tentang mimpi ke depan. Dan saya yakin Sako SPN mampu mencapai tujuan itu,” ujarnya.

Langkah nyata yang akan dilakukannya, pada tahun 2022 ia ingin ada perkemahan antar satuan komunitas. Tiap-tiap satuan komunitas akan bergabung menjadi satu dalam sentra perkemahan modern. Sebuah perkemahan di mana pramuka bermasyarakat. 

Di sisi lain, Tri Mulyono pun menuturkan dalam pembukaan. Bagi kakak-kakak pembina pramuka Sako SPN, saat ini dibutuhkan literasi data untuk meningkatkan kemampuan mengolah data dan informasi, juga literasi manusia yang berupa softskill atau pengembangan individu yang dianggap mampu beradaptasi dengan industri 4.0 tersebut.

GKR Mangkubumi juga mengatakan hal yang serupa saat simbolisasi pelepasan burung merpati bersama tokoh-tokoh lainnya. Ia mengapresiasi Silbilnas Sako SPN 2019 didepan 1.014 kakak-kakak pembina yang hadir. 

Menurutnya, saat ini Gerakan Pramuka memiliki PR untuk dihadapi. Masih banyak pekerjaan rumah untuk menciptakan pembina yang ditugaskan untuk adik-adik yang masih sekolah. Mereka juga harus menciptakan generasi generasi muda yang melek era 4.0 yang cinta Indonesia dan memiliki karakter kuat untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. 

“Para Pembina Sako SPN yang luar biasa, pendampingan buat generasi muda sangat penting, pembinaan karakter diri dan pendalaman dasa darma untuk majunya Indonesia” ujarnya.


Sebelum membuka acara, tokoh-tokoh yang hadir secara simbolis melakukan penanaman pohon. Ketua Pinsako SPN Edwin Sumiroza menuturkan, Sebelumnya sudah ada 254 pohon yang ditanam di bumi perkemahan yang berada di bibir pantai dan menghadap langsung ke Samudera Hindia ini. 

Silbinas diikuti peserta yang terdiri dari 8 Sako Provinsi yang telah diresmikan oleh masing masing kwarda, yaitu Sakoda Lampung, Sakoda Jawa Barat, Sakoda DI. Yogyakarta, Sakoda DKI Jakarta, Sakoda Sumatera Selatan, Sakoda Jawa tengah, Sakoda Sulawesi Tengah, dan Sakoda Jawa Timur.

Selain itu beberapa Sakoda yang masih didampingi provinsi untuk merintis juga ikut serta, seperti Provinsi Banten, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Papua, Provinsi Kalimantan Utara, dan Provinsi Jambi.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Optimized by Abdillah Irsyad El Nur | Official Website DPW LDII Jawa Timur | Official Website DPP LDII