Selasa, 24 November 2020

DPP LDII Melansir e-Pendidikan Karakter, Berfokus Kepada Subjek Pendidikan

Jakarta (24/11). DPP LDII melansir platform e-pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter, yang dinamai pondokkarakter.com. Acara peluncuran tersebut diikuti oleh 514 studio mini dan sekitar 2.000 orang peserta. Dalam acara peluncuran pondokkarakter.com tersebut, dibuka pula enam seminar secara bersamaan yang membahas mengenai fungsi guru, pamong, tenaga pendidikan, kepala sekolah, orangtua, dan pengelola yayasan dalam membangun karakter.

Pondokkarakter.com merupakan kontribusi LDII untuk bangsa, yang menyasar kepada subjek pendidikan bukan pada objek atau siswa,” ujar Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso. Pondokkarakter.com merupakan digitalisasi bidang pendidikan dari delapan bidang pengabdian LDII yang terdiri dari: Kebangsaan, Dakwah, Pendidikan, Energi Terbarukan, Kesehatan, Ekonomi Syariah, Pertanian dan Lingkungan Hidup, dan Teknologi. 

“Kami berusaha memadukan kebangsaan dan religiusitas dalam pendidikankarakter.com. Bedanya, selain fokus kepada pembentukan karakter, platform e-pendidikan ini menyasar kepada subjek atau penyelenggara pendidikan bukan kepada siswa atau anak,” ujar Chrsiwanto.

Pembentukan karakter ini merupakan proses panjang, yang targetnya pada 2045, cita-cita mengenai Indonesia Emas bisa terwujud, “Pemerintah saat ini bercita-cita pada tahun itu, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$23.000 per kapita. Mewujudkan hal tersebut bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga harus turut andil,” ujar Chriswanto. 

Sementara itu, konsultan senior dari Sinergi Consulting, Nugroho Ananto mengatakan, karakter merupakan pembeda antara individu dengan individum keluarga dengan keluarga lainnya, bahkan menjadi pembeda antara bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. 

“Pada umumnya karakter mempresentasikan prilaku yang diterima masyarakat, seperti kejujuran, penghargaan, dan tanggung jawab. Hal tersebut merupakan bagian dari nilai moral. Artinya wilayah pendidikan karakter ini luas tak dibatasi kelas, sebagaimana pendidikan ilmu pengetahuan yang membentuk kognisi,” ujar Nugroho Ananto. 

Pendidikan karakter yang baik, akan menghasilkan lingkungan yang baik. Lingkungan inilah yang membentuk masyarakat berkarakter, hingga menciptakan bangsa atau negara yang memiliki karakter yang baik pula. 

“Seseorang yang bisa dipercaya karena kejujurannya, dihormati karena karyanya bukan fisik dan harta, serta memiliki tanggung jawab bisa dikatakan memiliki karakter yang baik,” kata Nugroho. Sayangnya, menurut Nugroho, pendidikan karakter ini justru tak maksimal. Para pengajar atau penyelenggara pendidikan lebih fokus kepada kognitif.

Pembelajaran mengenai karakter tersebut unik, tak seperti mempelajari ilmu pengetahuan, “Pendidikan karakter sangat berkaitan dengan pemaknaan terhadap nilai. Sementara pemaknaan tersebut sangat bergantung kepada keluarga atau lingkungan di mana seseorang hidup,” ujarnya. 

“Pendidikan karakter membutuhkan panutan dan proses pembelajaran serta pembiasaan seumur hidup. Hal ini beda dengan mempelajari ilmu pengetahuan,” imbuhnya. 


Perusahaan Butuh Orang Jujur Tak Hanya Pintar

Karakter dalam mata perusahaan juga menjadi hal yang utama, “Founding father Bakrie Brothers menekankan pentingnya karakter, kejujuran misalnya. Orang yang jujur menurut Bakrie Brother bisa dipintarkan, tapi membuat orang pintar menjadi jujur tidak mudah,” ujar Chief Human Capital Bakrie Brothers, Okder Pendrian.

Karakter dan kompetensi menjadi bagian utama dalam pertimbangan penerimaan karyawan, “Dengan dua hal tersebut, seseorang bisa diterima dan dikembangkan hingga kelak menjadi seorang business leader,” ujar Okder. Sebaliknya, untuk memikat pribadi menjadi karyawan Bakrie Brother, karakter perusahaan juga harus dibangun. Dengan demikian menciptakan persepsi yang baik bagi mereka yang memiliki bakat terbaik. 

Bisnis saat ini memerlukan pribadi yang adaptif, kreatif, dan inovatif. Menurut Okder, pada masa lalu, bidang bisnis baru hanya muncul 10 tahun sekali, “Saat ini hanya dalam sebulan selalu ada peluang bisnis baru,” ujarnya. Untuk menyikapinya, butuh SDM yang berkarakter.

Selasa, 10 November 2020

Sambut Pilkada Serentak, DPP LDII Tegaskan Netral Aktif


Surabaya (11/11)
. DPW LDII Jawa Timur menggelar konsolidasi organisasi menyikapi Pilkada serentak pada akhir 2020. Acara yang dihelat pada Selasa malam (10/11) tersebut dilaksanakan secara daring, dengan melibatkan seluruh pengurus tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di 38 kabupaten/kota.

“Akan ada 19 kabupaten/kota, hal ini bila tidak disikapi dengan baik, akan menciptakan disharmoni,” ujar Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi. Amrodji berpendapat setiap Pemilu, baik pemilihan presiden, legislatif, maupun kepala daerah selalu meninggalkan residu, “Sisa-sisa perhelatan politik biasanya sifatnya bisa memecah belah, baik dalam lingkup ormas maupun di kalangan masyarakat,” papar Amrodji. 

Dengan alasan itulah, ia mengundang Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso untuk memberikan pembekalan. Acara tersebut diikuti oleh para ulama, dewan penasehat, dan pengurus DPD LDII. Amrodji berharap, residu berupa ketidakharmonisan ataupun perpecahan bisa diminimalkan, “Dan warga LDII bisa terhindar dari imbas negatif pesta demokrasi,” imbuhnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Chriswanto Santoso menekankan, bahwa secara organisasi LDII netral aktif, “Artinya, LDII tidak berafiliasi dengan parpol atau calon kepala daerah manapun. Tapi, warga LDII didorong untuk menyalurkan aspirasi politiknya dan dilarang golput atau tidak memilih,” ujar Chriswanto.

Netral aktif dilakukan LDII, sebagaimana ormas Islam lainnya, menurut Chriswanto untuk menjaga kerukunan, kekompakan, persatuan dan kesatuan masyarakat, “Jangan sampai, pesta demokrasi justru memecah belah bangsa,” imbuhnya. Ia mengingatkan, setiap calon memiliki itikad baik, yang bisa dilihat dari program kerja mereka. 

Jadi, masyarakat tidak harus terpecah belah karena fanatisme, “Dalam ilmu politik, kekuasaan ditujukan untuk mencapai cita-cita masyarakat yang makmur dan sejahtera. Hal tersebut tercermin dari program kerja para kontestan,” imbuhnya. Selanjutnya, siapapun pemenangnya, masyarakat harus terus memantau janji-janji politik para kepala daerah. Bahkan, suksesnya pembangunan juga menjadi tanggung jawab masyarakat.

Chriswanto mengimbau, pengurus atau warga LDII yang menjadi anggota parpol atau menjadi tim sukses, menjunjung tinggi netralitasnya, “Kami menegaskan, warga maupun pengurus LDII yang terlibat dalam politik praktis, tidak mengorbankan prinsip netral aktif LDII,” ujarnya. Menurutnya, silakan menjadi tim sukses, namun tidak mempengaruhi warga LDII memilih calon tertentu, “Hal itu mengingkari prinsip netral aktif LDII,” tegasnya.

Chriswanto juga mengingatkan semua pihak, agar tak menggunakan cara-cara yang merusak demokrasi, seperti praktik politik uang ataupun kampanye hitam, “Membeli suara dan menyebarkan hoaks bukanlah bagian dari demokrasi, hal ini tak mendidik masyarakat dalam pesta demokrasi,” ujarnya.

Ia mengingatkan masyarakat, agar menolak praktik politik uang. Ia mengingatkan, masa depan suatu daerah dipertaruhkan bila dipimpin oleh kepala daerah yang menghalalkan segala cara, “Imbas politik uang adalah kandidat yang menang, akan mencari cara agar modal politiknya kembali,” ujarnya. Hal tersebut bisa mengganggu pembangunan.

Apalagi, kepala daerah yang berkoalisi dengan pengusaha, akan menciptakan oligopoli dalam politik. Sehingga hanya menguntungkan pengusaha, yang belum tentu menguntungkan wilayah atau masyarakat setempat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Optimized by Abdillah Irsyad El Nur | Official Website DPW LDII Jawa Timur | Official Website DPP LDII